PENGARUH
INTERNET TERHADAP KEHIDUPAN REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakan Masalah
Seiring dengan perkembangan qaman ,maka kemajuan informasi dan
tehnologi sangat di perlukan ,kemudahan dalam mengakses informasi begitu
penting, sehingga peningkatan jumlah pemakai internet setiap tahun selalu
meningkat di seluruh dunia. Sekarang banyak sekali layanan - layanan akses
internit yang kita pilih sesuai sesuai dengan kebutuhan kita salah satunya
layanan akses internet dari PT TELKOM Seperti, telkomnet instan dan telkom
speedy. Telkomnet instan merupakan layanan Akses dial –up dengan kecepatan
berkisar antara 40 kbps -56 kbps sedangkan telkom speedy merupakan akses ADSL
dengan kecepatan up.
Ada lagi layanan internet yang menggunakan wireless lan yang
merupakan Akses internet tanpa kabel, atau menggunakan handpone, PDA, laptop
dan yang lain. Selain itu sinyal hotspot yang sering di sebarkan di
tempat-tempat seperti : mail, Café, kampus, atau berbagai tempat lainnya bisa
di gunakan untuk mengakses – Internet, kita haya perlu membawa peralatan mobile
kita di tempat tersebut dan ber- Internetan di sana. Di era sekarang
setiap masyaraakat tentunya telah di permudah untuk mengakses Internet, begitu
pula remaja, pada umumnya remaja cenderung menginginkan sesuatu yang serba
instan dan cepat sehingga tergadang kurang memikirkan aspek dampak. Maka dari
itu penulis menyusun karya tulis ini agar para pembaca dapat lebih memahami
pengaruh internet terhadap kehidupan remaja khususnya di daerah Pamekasan.
1.2. Rumusan Masalah
Menurut Uncoln dan Guba (1985:218), Masalah adalah suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara dua factor atau lebih yang menghasilkan situasi
yang menimbulkan tanda Tanya dan denga sendirinya memerlukan upaya untuk mecari
suatu jawaban (Dalam moleong 2005:93)
Maka dalam karya tulis ini penulis menyimpulkan rumusan masalah
sehubungan dengan karya tulis ini adalah,
A. Bagaimanakah proses pengenalan remaja
dikota Pamekasan pada Internet ?
B. Apakah perkembangan Internet dj Pamekasan
mempengaruhi kehidupan remaja ?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi yang objektif
tentang : Pengaruh internet terhadap kehidupa remaja di Pamekasan
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
A. Ruang
Lingkup Subjek
Ruang Lingkup Subjek dalam penelitian ini adalah Remaja di Pamekasan
B. Ruang
Lingkup Area
Penelitian ini berlangsung di kota Pamekasan khususnya
lokasi-lokasi berlayanan Internet dan SMA Negri 1 Pamekasan, bagin remaja yang
sering menggunakan Internet dan sebagai pembanding adalah siswa yang tidak
sering menggunakan Internet.
C. Ruang
Lingkup Materi
Dlam penelitian ini materi yang akan dijadikan objek penelitian adalah
meteri tentang perkembangan Internet dan remaja aerta upaya untuk mengetahui
pengaruh Internet terhadap kehidupan remaja.
1.5. Manfaat Penelitian
A. Bagi penulis : Menyadarkan masyarakat bahwa Internet dapat
membawa dampak terhadap kehidupan remaja baik secara positif maupun negative.
B. Bagi pembaca : Sebagai tambahan informasi dalam memaksimalkan
fungsi Internet.
C. Bagi SMA 1 Pamekasan : sebagai reperensi dan bahan rujukan
dalam upaya memberikan pengetahuan penggunaan Internet secara terarah.
D. Bagi guru : Sebagai masukan dalam merancang pempelajaran
beretika melalui Internet.
1.6. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkimpul (Arikuntu, 2005:64).
Bedasarkan teori tersebut maka yang menjadi hipotesis dalam karya tilis ini
adalah :
A. Hipotesis
Kerja (H1)
Ada pengaruh perkembangan Inetrnet terhadap kehidupan remaja di
Pamekasan.
B. Hipotesis
Nihil (H0)
Tidak ada pengaruh perkembangan Internet tehadap kehidupan remaja di
Pamekasan.
1.7. PEMBATASAN ISTILAH
A.
Internet : adalah system peralatan jaringan antar ruang (komputer).
B. Remaja : adalah usia
Mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin.
C. Kehidupan : cara, hal,
keadaan tentang kehidupan, dalam hal ini terfokus pada cara, hal dan kehidupan
yang berhubungan dengan Internet.
1.8. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar dalam penelitian ini lebih terperinci, maka peneliti mencoba
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB 1 Pendahuluan, berfungsi sebagai pengantar Informasi dari
keseluruhan materi penulisan laporan penelitian secara rinci, bagian ini berisi
tentang : judul, Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian,
Manfa’at penelitian, Hipotesis, Pembatasan istilah, dan Sistematika penulisan.
BAB 2 Kajian pustaka, berisi tantang kajian variabel yang diteliti
secara teoris dan kontekstual berdasarkan data-data yang relevan.
BAB 3 Metodologi penelitian, berisi informasi bagaimana peneliti
menyiapkan dan melaksanakan penelitian untuk permasalahan. Bab ini berisi
tentang metode penelitian yang meliputi : jenis penelitian, Data dan sumber
data, populasi dan sampel, Tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisa data.
BAB 4 Hasil Penelitian, Penulis akan menyajikan hasil penelitiannya
terhadap data yang berisi tentang pengaruh Internet terhadap kehidupan remaja
di Pamekasan.
BAB 5 Penutup, merupakan kesimpulan dan saran yang di petik dari keseluruhan
penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Perkembangan
Internet
Sejarah Internet di mulai pada 1969 ketika
departemen kesehatan Amerika, U.S. Devence Advanced Research Projects Agency
(DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan
sejumlah koputer sehingga membentuk jaringan organik.Program riset ini di kenal dengan nama ARPANET.
Pada tahun 1970, sudah lebih dari 10 kompyter yang berhasil
dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan
membentuk sebuah jaringan.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang
dia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah
sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, Icon @ juga di
perkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”.
Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar
Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer
pertama yang ada di luar Amerika Serikat yang menjadi anggota jaringan ARPANET.
Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Viton Cerf dan Bob Kahn
mempresentasikan sebuah gagsan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal
pemikiran Internet. Ide ini di presentasikan untuk pertama kalinya di
Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 MARET 1976, ketika Ratu
Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signal and Radi Establishment di
Malven. Setahun kemudian, sudah lebih 100 komputer yang bergabung di ARPANET
membentuk sebuah jaringan atau network.
Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin menciptakan
newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 france Telecom
menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telepon televisi pertama, dimana orang
bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin
hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh
semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk transmission control protocol atau TPC
dan internet protokol atau IP yang kita kenal semua.
Sementara itu, di Eropa muncul jaringan komputer
tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di
negara – negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet
menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.
Untuk meragamkan alamt dijaringan komputer yang
ada, mak pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini dikenal
dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada
sudah lebih dari 1000 komputer. Pada tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland
menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun
kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali
lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk jaringan.
Merupakan tahun yang paling bersejarah, ketika
Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah
antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu.
Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web. Tahun 1992, Komputer yang
saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di
tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, Situs internet
telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya
virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di
tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape
Navigator 1.0.
Dewasa ini kemajuan teknologi internet telah
merambah ke segala bidang kehidupan, mulai dari bidang bisnis, hiburan, budaya
dan bahkan pendidikan. Kita semakin dipermudah dengan adanya teknologi yang
satu ini. sejak perkembangan pertamanya Internet telah merubah tatanan dan
budaya hampir sebagian manusia diberbagai penjuru dunia. Meninggalkan segala
pekerjaan yang bersifat manual dan mulai beralih kepada dunia digital
(internet).
2.2. Kehidupan
Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin
yaitu adolescere yang
berartito grow atau to grow. Banyak tokoh yang memberikan
definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan
remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja
adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang
pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir
belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Menurut Hurlock (1981) remaja adalah
mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan
usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003)
usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang
diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama,
tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga
dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada
masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis.
Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja antara lain.
v Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang
dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Dari segi kondisi sosial,
peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru
yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan
yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi
bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab.
v Perubahan dalam hal yang menarik
bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal
yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal
menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung
jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat
mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting.
v Perubahan nilai, dimana apa yang
mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah
mendekati dewasa.
v Kebanyakan remaja bersikap
ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka
menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab
yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri
untuk memikul tanggung jawab tersebut.
Remaja adalah masa yang penuh dengan
permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal
abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley
Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih
banyak dikutip orang. Erickson menyatakan masa remaja adalah masa terjadinya
krisis identitas atau pencarian identitas dan karakter diri.
Alport (193752) menyatakan bahwa ”character is
personality evaluated, and personality is character devaluated” (dalam
suryabrat, 1982:2), Alport beranggapan bahwa watak (character) dan kepribadian
(personality) adalah sama dan satu, akan tetapi dipandang dari segi berlainan,
kalau orang tidak memberikan penilaian, jadi menggambarkan apa adanya, maka
dipakai istilah “personality” dan kalau orang bermaksud hendak mengenakan norma
– norma, jadi mengadakan istilah penilaian, maka lebih tepat dipergunakan
istilah “character”.
Guanarso (1989) merangkum beberapa karakteristik
remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu :
· Ketidakstabilan
emosi.
· Kecanggungan
dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
· Adanya
perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
· Adanya
sikap menentang dan menantang orang tua.
· Pertentangan
di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan
orang tua.
· Kegelisahan
karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
· Senang
bereksperimentasi.
· Senang
bereksplorasi.
· Mempunyai banyak fantasi, khayalan,
dan bualan.
· Kecenderungan membentuk kelompok dan
kecenderungan kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia
remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk
perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan,
2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa
remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan
sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan
dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.
BAB III
METODELOGI
PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan
untuk memeperoleh deskripsi obyektif tentang pengaruh internet terhadap
kehidupan remaja di Pamekasan, penulisan deskripsi adalah penulisan yang
melukiskan, memaparkan, menuliskan dan melaporkan suatu keadaan. (Dhohiri dkk,
2002 : 95)
3.1. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis data yang
sifatnya kualitatif karena dataa yang akan dianalisis menggunakan alat ukur.
Penulisan deskriptif ini adalah jenis penulisan berdasarkan cara pembahasannya.
Penulisan ini berusaha untuk memaparkan, menguraikan deskripsi obyektif tentang
pengaruh internet terhadap kehidupan remaja di Pamekasan.
Menjelaskan bahwa penulisan kualitatif adalah
salah satu prosedur penulisan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata –
kata tertulis atau lisan dari orang – orang, dan perilaku yang diamati. Begitu
juga David Williams menulis bahwa penulisan kualitatif adalah pengumpulan data
pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh
orang atau penulis yang tertarik secara alamiah (dalam Moleong, 2005 : 1 – 5).
Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller (1986 : 9) mendefinisikan
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam
kawasan maupun peristiwanya.
3.2. Data Dan Sumber Data
A. Data
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data yang sifatanya
kualitatif, yaitu data terjamin dalam bentuk kata kata atatupun kalimat yang
diperoleh dari responden. Datanya berupa fakta fakta berupa kejadian yang
dialami remaja dengan internet dikawasan pamekasan yang diperoleh penulisan
dengan wawancara dan instrumen yang berupa pertanyaan pertanyaan tentang internet
yang difokuskan pada perubahan yang terjadi pada remaja di pamekasan,
keseluruhan data yang diperoleh, di olah, dan sajikan dalam bentuk uraian
deskriptik bukan dalam bentuk yang di teliti secara sistematis dan logis.
B. Sumber data
Menurut lofland dan lofland (1984:47) sumber data utama dalam
penluisan kualitatif ialah kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan,
seperti dokumen lisan ini sumber datanya adalah menusia yakni remaja yang
menggunakan interneet dan yang tidak mengguankan internet.
3.3. Populasi dan sampel
Populasi merupakan subyek sekaligus objek penelitian yang akan
diteliti. Dengan demikian populasi merupakan bagian yang sangat penting dalam
melakukan penelitian itu sehingga bisa berlangsung.
Sugiono berpendapat bahwa populasi adalah wliayah yang mempunyai
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian di tarik kesimpulan.
Dalam hal ini yang menjadi subyek da;am penelitian adalah remaja, yang
didalamnya digunakan sampel, hal ini bertujuan untuk memilih dejumlah “kecil”
dan tidak t idak harus representatif untuk mengarah kepada kemahaman secara
mendalam (dalam maleang 2005:35).
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karkteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut dalam penelitian ini di ambil sampel remaja di kabupaten
pamekasan (pelajar) yang mengguankan internet dan tidak atau jarang menggunakan
internet.
3.4. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah alat atau pendekatan yang dipergunakan
dalam penelitian data selama pelaksanaan peneliti, adapun teknik teknik yang
digunakan penulis adalah wawancara atau interview.
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakuakn pewawancara untuk
mendapatkan informasi dari pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Dalam hal ini
peneliti menggunakan teknik wawancara tenstruktur informal, yang mana wawancara
dilakukan dengancara mengajukan pertanyaan yang telaha disusun sebelum denga
tujuan mendapatkan pokok permasalahan (fokus), dan dilkukan dalam kondisi
yangtidak formal mengingt responden adalah remaj yang umumnya lebih leluasa
mengapresiasikan argumen dengan media yang tidak terlalu formal dehingga tidak
terkesan kaku dan tertekan.
3.5. Teknik analisa data
Unhtuk mengolah data data yang diperoleh, agar bisa dibaca dan mudah
di pahamipeneliti memberikan teknik analisa data.
Analisa data, menurut potton (1980:268), adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian
dasar(dalam moleong, 2005:280).
Metode analisis yang digunakan dalampenulisan ini adalah analisis data
kualitatif dengan metode perbandingan tetap “grounded research”, artinya teknik
yang digunakan bersifat non satistik, teknik ini digunakan untuk memperoleh
hasil analisis secara kualitatif yang berupa jawaban dari pertanyaan pertanyaan
yang diajukan peneliti.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Proses
Pengenalan Remaja Pada Internet Di Pamekasan
Mayoritas remaja di pamekasan mulai mengenal dan
mengaplikasikan internet sejak masa smp, dimulai pada saat akan memasuki dunia
menengah pertama hingga menjelag mengakhiri dunia sekolah.
Pada umumnya remaja (khususnya pelajar)
dipamekasan mulai mendapatkan pelajaran T.I.K tentang internet pada saat masa
sekolah menengah pertama, pada saat itu mereka mengakui adanya pengaruh yang
sangat besar tentang pandangan orang lain terhadap diri mereka, seperti, tidak
menginginkan adanya pandangan bahwa mereka gagap teknologi, karena hal itulah
peneliti menemukan adanya rasa minder atau rasa tidak percaya diri pada remaja
yang tidak atau kurang mengetahui internet, sehingga, mereka melakukan suatu
upaya untuk menghilangkan anggapan orang tersebut, dalam hal ini kami melihat
teman sebaya merupakan faktor yang sangat mendominasi dikalangan
remaja, pergaulan mereka dapat menciptakan suasana dapat saling menerima
dan memberi, dimana para responden kami kebanyakan mengatakan bahwa “melihat
teman saya bisa mengaplikasikan internet, saya menjadi semangat untuk belajar
juga” karena hal itu mereka melakukan suatu imitasi sikap, namun, walaupun
mayoritas remaja memulai mengenal internet dengan cara yang relatifsama,
sikap mereka dalam menghadapi perkembangan internet berbeda satu sama lain,
karena intensitas mereka dalam mengakses internet berbeda, hal ini akan di
bahas lebih mendetil dalam pembahasan berikutnya.
Proses pengenalan remaja pada internet di
pamekasan juga tidak akan berlangsung tanpa adanya sarana yang mendukung
mereka, karena melalui sarana itulah mereka meulia bereksprimentasi, kami
mengamati sarana sekolah pada saat mereka mendapatkan pelajaran internet sangat
mendukungproses pengenalan mereka, karena saat itulah awal mereka mengenal
internet sehingga, jika sekolah telah meyediakan ,media untuk mengakses
internet mereka juga lebih terarah dalam pengaksesannya, korelasi antara
pengaruh teman dan adanya sarana itu berperan penting, karena faktanya dalam
penelitian ini akmi menemukan pada sebagian remaja yang hidup di pedesaan dan
pada umumnya tidak mendapat sarana untuk mengakses internet, mereka hanya
mendapat matri yang mereka kaui tidak begitu paham,karena tidak bersentuhan secara
langsung, ironisnya keinginan mereka masih sangat besar untuk mengetahui
internet lebih jauh,namun karena kendala sarana itulah menyimpan keinginan
tersebut, bahkan sebagian remaja malu berbicara tentang internet walaupun
mereka ingin tahu karena lasan mereka tidak pernah mengenal internet secara
langsung, beda halnya dengan remaja yang sering atau setidaknya telah
mengaplikasikan internet itu sendiri, mereka telah bisa mendapatkan informasi
secara lebih, bermain dalam internet, menikmati hiburan, bahkan mendapatkan
teman sebagaimana data yang kami peroleh.
Sebagian remaja di Pamekasan mendapatkan lebih
dari 100 teman dari duni maya (internet) sebagian yang lain tidak meyukai hal
tersebut.
Dalam penelitian kami menemukan beberapa
responden menyatakan senang mendapatkna teman yang banyak dari dari dunia maya,
bisa dalam hal keperluan informasi ataupun yang lainnya namun beberapa
responden menyetakan hak itu tidak menarik, setelah kami telusuri lebih jauh,
hal ini ternyat juga disebabkan proses pengenalan yang terjadi pada massa awal
dan tindakan yang mereka lakukan sesudahnya, remaja yang pada awal mengenal
memang sanagat antusias maka memungkinkan mengakses internet secara menyeluruh
sedangkan yang hanya berniat mengenal internet saja mengakses internet untuk
keperluan keperluan yang dianggap penting ataupun pelepas rasa bosan.
Jadi proses pengenalan remaja di pamekasan
berbeda antar remja dan remaja yang lain tergantung dari kesediaan faktor
pendukung seperti yang diuraikan pendapat, proses tersebut dapat berlangsung
cepat dan berkembang pada beberapa remaja tapijuga dapat berlangsung lambat dan
statis pada remaja lain.
B. Pengaruh
Perkembangan Internet Pada Kehidupan Remaja Di Pamekasan
Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia
semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi infomasi yang
berlangsung pada dunia luar ikut mendapat dampak dari hal tersebut berdasarkan
data yang kami peroleh.
Di Pamekasan setidaknya telah ada lebih dari 10
warnet yang berlokasi di sekitar kota dan telah banyak remaja yang menggunakan
handphone dengan layanan GPRS namun sebagian dari mereka memiliki warung
internet.
Pada dasarnya sudah banyak remaja yang
menggunakan handphone dengan layanan GPRS, sehingga mereka dapat mengakses
internet melalui handphone mereka kapanpun mereka inginkan. Dalam kondisi ini
kami telah mencoba mencari informasi dari beberapa responden yang melalukan hal
ini, ternyata mereka mengakui adanya teknologi seperti ini sangat menyenangkan
bagi mereka, karena mereka dapat mengakses internet dimanpun mereka mau,
sayangnya, kami menemukan pelanggaran remaja (pelajar) terhadap peraturan
sekolah untuk tidak mengaktifkan handphone selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung karena ketertarikan yang telah menggerogoti mereka, para remaja
mengakui seringnya lupa waktu, karena hal itu pada beberapa remaja yang lain
mengakui warung internet adalah tempat yang lebih menyenangkan dan lebih
menarik untuk mengakses internet. Alasan yang mereka kemukakan relatif sama,
biaya yang mereka keluarkan akan terasa lebih ringan dari pada harus
menggunakan handphone yang menghabiskan pulsa, selain itu layanan di warnet,
lebih baik karena mereka dapat mengakses data lebih luas dan lebih leluasa,
dalam kata “leluasa” ini kami menemukan sesuatu yang menarik karena dari jawaban
responden yang kami temui, mereka mengungkapkan bukan sekedar leluasa dalam hal
pengaksesan. Namun juga dengan leluasa dapat keluar rumah memilih warung
internet yang mereka sukai. Bahkan secara leluasa memilih teman selama
mengakses internet. Karena hal itulah kami melihat remaja di Pamekasank mulai
mengalami sikap ambivalen, di satu sisi mereka menginginkan kebabasan, namun di
sisi lain mereka takut akan tanggun jawab yang mengiringi kebebasan itu. Mereka
mengaku lebih tertarik mengakses internet di luar rumah karena tidak akan
mendapatkan pertanyaan – pertanyaan menyelidiki dari orang tua mereka, seperti,
untuk apa kamu mengakses situs itu? Apa kegunaannya bagi kamu?, dan berbagai
argumen orang tua yang mereka rasa bernada perintah, karena penyediaan warung
internet yang cukup memadai di kota Pamekasan sekalipun belum merata,
menyebabkan mudahnya remaja yang memilih alasan “leluasa” tersebut untuk
menjalankan keinginannya.
Pada awalnya hipotesa kami pada penelitian dalam
hal alasa ini, akan menyebabkan kesenjangan hubungan orang tua dan anak,
karenanya, kami mencoba memberikan suatu pilihan kasus pada remaja untuk
akhirnya mereka jawab, “jika mereka akan keluar rumah sepulang sekolah karena
alasan pergi ke warung internet apakah mereka akan lengsung pergi tanpa izin
orang tua?”, jawaban yang mereka ajukan umumnya bervariasi, seperti minta izin
melalui handphone kemudian pergi, pulang dulu kerumah kemudian mengganti waktu
pada sore hari, namun intinya mereka memilih untuk mendapatkan izin orang tua,
alasannya karena, sekalipun mereka dapat langsung pergi ke warnet saat itu
namun merek tidak ingin mendapatkan masalah yang berkepanjangan dengan orang
tua mereka karena alasan sering keluar rumah, sepanjang penelitian ini kami
menemukan remaja Pamekasan masih menghormati orang tua mereka. Namu tetap
berpotensi menimbulkan sedikit perubahan pada hubungan mereka. Data lain yang
peneliti peroleh adalah :
Mayoritas warung internet di Pamekasan memiliki
pelanggan remaja yang intensitasnya relatif sama. Bahkan, waktu berlangganan
yang relatif sama pula, namun mereka memilih cara yang berbeda dalam melayani
pelanggannya.
Setelah kami melalukan interview, banyak pemilik
warung internet yang mengaku 70% dari pelanggannya adalah remaja, mereka
biasanya mendapatkan pelanggan remaja lebih banyak pada saat pulang sekolah,
sore hari, dan minggu pagi. Sedangkan pada malam hari remaja yang
menggunakan internet tidak banyak, namun bukan dalam artian tidak ada, dalam
kondisi warnet di Pamekasan lebih di dominasi remaja. Tentunya layanan yang
diberikan berbagai warnet di Pamekasan juga harus diteliti untuk mengetahui
perubahan sikap yang mereka tunjukkan pada saat mengakses internet, ternyata
beberapa pemilik warnet mengakui adanya beberapa penyimpangan pada akses yang
remaja lakukan, mareka perhari menemukan remaja membuka situs – situr
pronografi dan melihat warnet sering kali digunakan sebagai tempat berbuat
maksiat bersama pasangan mereka, hal ini sehubungan dengan penelitian
sebelumnya yang menyatakan warnet memungkinkan remaja memilih teman sesuka hati
mereka, pada warnet lain, ada yang mengungkapkan tidak melalukan pengawasan
pada akses yang dilakukan remaja sehubungan dengan privasi pelanggan dan jarak
antara server dan pelanggan yang jauh, namun bukan berarti warnet yang demikian
itu, tidak melakukan suatu upaya untuk mengurangi keingingan remaja untuk
berbuat hal negatif, karena kenyatannya pada umumnya pemilik warnet menyadari
potensi perbuatan negatif yang akan dilakukan remaja sehingga mereka melakukan
suatu upaya untuk mencegah atau setidaknya meminimalisir potensi tersebut,
seperti menformat bentuk – bentuk warung internet yang tidak bertirai sehingga
pelanggan tidak berada dalam kondisi terlalu tertutup namun antar pelanggan di
batasi tembok triplex sebagai pembatas, pada wallpaper komputer diberi anjuran
untuk menggunakan internet pada hal – hal positif bahkan ada warung internet
yang pada temboknya juga diberik anjuranserupa. Pada warnet yang pemiliknya
pernah secara langsung menemukan pelanggaran sikap ataupun situs akses, mereka
mengaku menasehati pelanggan yang melalukan pelanggaran tersebut. Melalui kata
– kata secara langsung. Namun biasanya hal itu membuat pelanggar enggan untuk
kembali ke warnet tersebut. Hal ini menunjukkan masih adanya rasa malu pada
setiap pelanggaran yang remaja lakukan.
Kini warnet di Pamekasan semakin memberikan
berbagai cara untuk menarik pelanggan, seperti dalam hal tarif ada warnet yang
membagi dalam bentuk paket, tapi pada umumnya warnet di Pamekasan memberikan
tarif Rp. 3.000 pada pelanggannya perjam. Dalam hal program, beberapa warung
internet juga memberikan suguhan program keunggulan warnetnya seperti : google
earth, pemutar video dan software editing photo, sehigga pelanggan yang umumnya
remaja lebih tertarik, tentunya dengan berbagai layanan tersebut, remaja akan
melakukan pilihan pada warnet mana dan program apa yang akan mereka akses,
peneliti menemukan bahwa :
Hobi dan kebiasaan remaja mempengaruhi pilihan
mereka dalam mengakses internet.
Dalam hal ini peneliti memberikan sample responden
yang menyukai musik dan selalu ingin terdepan dalam informasi musik terbaru
mengakses situs 4shared, stafaband.com dan lainnya, remaja yang gemar seni
mengakses situs DA, remaja yang terbisa hidup dengan berbagai kelompok teman
yang relatif besar mengakses facebook, friendster, twitter dan sebagainya.
Beberapa sampel tersebut tentunya menunjukkan hobi dan kebiasaan mereka
mempengaruhi apa yang akan mereka akses. Setelah kami melakukan penelitian
lebih lanjut terhadap sikap mereka dalam menghadapi pekermbangan internet, kami
mencoba memberikan pertanyaan perihal kasus Prita Mulya Sari yang menyebabkan
terlibat konflik karena pernyataannya di internet. Dalam hal ini peneliti
menginginkan jawaban apakah dengan adanya kasus tersebut, menimbulkan dampak tertentu,
hasil penelitian kami adalah :
Keinginan menyalurkan rasa ingin tahu pada remaja
di Pamekasan lebih besar dari rasa khawatir mereka.
Pada dasarnya setiap responden remaja mengaku
merasa kekhawatira namun mereka menyatakan tidak terpengaruh dalam hal
intensitas mereka mengakses internet, mereka tetap mengakses internet seperti
kebiasaan mereka entah itu 1 minggu 3 kali, 1 minggu 5 kali, setiap hari, atau
yang hanya memanfaatkan waktu luang saja, yang berbeda hanyalah kewaspaan
mereka dalam hal mengungkapkan kalimat di internet ataupun tindakan – tindakan
lainnya. Pastinya mereka mengaku lebih behati – hati. Ternyata dalam hal ini
ada responden kami yang pernah mengalami konflik karena situs pertemanan
facebook, dia mengaku pernah mempunyai masalah dengan teman facebooknya, namun
untungnya hal itu tidak berkepanjangan, dikarenakan ketika masalah itu mulai
muncul, dia langsung mencoba membicarakannya secara baik – baik kepada pihak
yang bersangkutan di dunia nyata, hal ini menunjukkan tidak selamanya internet
menimbulkan konflik, namun di sisi lain internet juga dapat memberikan
pendewasaan sikap remaja yang sedang mengalami masa transisi dalam menghadapi
masalah, bagaiman mereka meredam emosi ketika mendapati sebuah masalah di
internet, memikirkan secara baik solusi terhadap masalah tersebut, hingga
menemui orang yang bersangkutan untuk memecahkan masalah bersama, hal ini tentu
menggambarkan proses yang sangat baik akan terjadi pada remaja, sekalipun hal
tersebut masih tergantung pada sikap tempraman yang ada pada individu remaja
tersebut. Selanjutnya penelitian kami lebih lanjut lagi menemukan bahwa :
Intensitas dan kualitas program yang diakses
melalui internet mempengaruhi sikap remaja Pamekasan terhadap
perkembangan internet.
Remaja yang lebih sering menggunakan internet,
tentu akan lebih mengetahui program – program yang dimiliki internet secara
intens, hal tersebut menyebabkan mereka lebih mengetahui betapa banyaknya
kesenangan yang mereka dapatkan dari internet, sehingga mereka akan selalu
mengikuti perkembangan internet. Seperti menambah teman dari internet dan
berkomunikasi secara intens dengan komunitasnya. Yang menyebabkan mereka tidak
pernah luput dari online di internet, pada awalnya mereka merasakan kecanduan
hingga responden kami mengaku lupa waktu saat menggunakan internet. Mereka
merasa waktu berjalan begitu cepat hingga tanpa mereka sadari telah melewatkan
waktu berjam – jam di dunia maya (internet). Bahkan, sering kali lupa pada
tugas yang harus mereka kerjakan di dunia nyata, di sini terlihat bahwa mereka
sangat antusias terhadap perkembangan internet. Di sisi lain remaja yang tidak
terlalu sering menggunakan internet, mereka hanya mengakses internet di sisi
kebutuhan mareka saja, seperti untuk keperluan tugas ataupun sekedar bertukar
e-mail, beberapa responden kami menyatakan tidak ingin terlalu tergantung
dengan internet. Sehingga memutasi pengaksesannya dan hanya memanfaatkan untuk
keperluan yang sekiranya penting bagi mereka. Karena hal tersebut mereka
cenderung tidak terlalu tertarik dengan perkembangan internet yang ada. Namun
mengenai perubahan kehidupan yang dialami remaja di Pamekasan. Kami menemukan
bahwa :
Remaja Pamekasan pada umumnya merasakan perubahan
yang terjadi pada kehidupannya setelah mengenal internet.
Pada umumnya perubahan yang mereka rasakan adalah
mereka lebih tahu tentang informasi terbaru sehingga dapat menambah pengetahuan
mereka, dalam menyelesaikan tugas lebih mudah. Dan mereka merasakan hidup lebih
menyenangkan dengan internet, ada pula yang mengungkapkan beberapa responden
mengaku lebih suka membaca informasi dari internet dari pada harus membaca
buku, berbagai perubahan yang terjadi diakibatkan perkembangan internet
tersebut tentunya tidak lepas dari perubahan pada hubungan mereka pada orang
tuannya, diantara perubahan yang terjadi dan dapat mempengaruhi hubungan orang
tua dengan remaja adalah, puberitas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran
idealis yang meningkat, dan pergaulan menuju kebebasan. Biasanya konflik yang
terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari
– hari seperti jam pulang kerumah yang jarang menimbulkan dilema utama.
Ternyata tindakan orang tua terhadap perilaku
perubahan anak mempengaruhi intensitas perubahan mereka. Karena beberapa remaja
juga mengeluhkan cara – cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau
sikap – sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan
remaja. Akhir – akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir
bahwa anak – anak mereka, terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara
remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema – dilema moral, sehingga
remaja merasa bingung terhadap keputusan – keputusan moral yang harus
diambilnya, walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai – niali,
tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai –
nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai – nilai yang dihadapi bersama teman
– temannya maupun dilingkungan yang berbeda. Pengawasan terhadap tingkah lalu
oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena lingkungan
remaja sudah sangat luas, sehingga pengasahan terhadap hati nurani sebagai
pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting, agar remaja bisa
mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan
segera menyadari serta memperbaiki diri ketikaq dia bxerbuat salah.
Sumber :
DAMPAK INTERNET PADA PERKEMBANGAN REMAJA
Dr. Seto Mulyadi
A. PENGANTAR
Akhir-akhir ini teknologi internet sudah tidak
dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi pertanyaan
adalah, Apakah internet berpengaruh negatif atau positif dalam kehidupan
remaja? Jawabannya adalah tergantung dari user atau pengguna internet
tersebut, karena internet memiliki fungsi positif dan negatif yang melekat pada
waktu yang bersamaan. Sama seperti halnya dengan pisau. Efek yang positif,
pisau membantu manusia untuk memotong benda-benda yang besar sehingga lebih
mudah untuk dibawa, diolah, dsb; namun efek negatifnya dapat digunakan untuk
hal-hal berbahaya seperti mengancam jiwa orang lain atau bahkan membunuhnya.
Dengan atau tanpa disadari, orangtua dan orang
dewasa lain di sekitar remaja telah memaparkan internet sejak usia dini. Oleh
karena itu adalah sebuah urgensi untuk mengulas tentang dampak positif dan
negatif dari pemaparan remaja terhadap internet dari sudut pandang psikologis.
Dampak ini akan ditinjau dari beberapa aspek perkembangan sebagai berikut :
1. Dampak pada perkembangan
fisik
2. Dampak pada perkembangan
sosial dan emosi
3. Dampak pada perkembangan
inteligensi
4. Dampak pada perkembangan moral
B. PENGARUH NEGATIF INTERNET PADA PERKEMBANGAN
REMAJA
Beberapa ahli mengungkapkan dampak negatif dari
pemaparan internet terhadap remaja sebagai berikut :
1. Dampak pada perkembangan fisik
Interaksi remaja dengan internet banyak
mengurangi aktivitas gerak karena konsep dari internet adalah memudahkan
kehidupan manusia sehingga akan banyak mengurangi dalam bergerak. Saat ini
dalam beraktivitas para remaja sudah banyak menggunakan perantara internet.
Disampaikan dalam Seminar dengan
tema “Dampak Internet Pada Perkembangan Remaja” yang diselenggarakan
oleh Fakultas Psikologi Gunadarma pada tanggal 1 Juni 2011, bertempat di
Gunadarma Depok. Hal
tersebut menyebabkan perkembangan fisik remaja yang terlalu dipapar oleh
internet banyak mengalami physical decline. Contohnya problem
visual seperti kelelahan mata, sakit kepala bahkan penglihatan kabur karena
remaja lebih rentan daripada orang dewasa terhadap cahaya dan radiasi yang
dipancarkan dari perangkat internet. Selain itu obesitas juga kasus yang
sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas fisik. Obesitas pada remaja dapat
memicu terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan metabolism yang akan
menggiring terjadinya serangan jantung premature.
2. Dampak pada perkembangan emosi dan sosial
Pada remaja, perkembangan emosi tidak lepas dari
interaksinya dengan lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di
sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada
kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak adekuat
karena umpan balik dari lingkungan virtual dapat diatur sesuai kehendak
individu sedangkan umpanbalik dari lingkungan nyata belum tentu sesuai dengan
kehendak individu. Sehingga individu harus mengembangkan keterampilan sosial
dan emosi untuk mengatasinya.
Saat ini telah dikembangkan berbagai jejaring
sosial yang dapat mendukung terciptanya suatu lingkungan sosial “virtual”. Pada
remaja, pengaruh negatif dari jejaring sosial ini dapat dilihat dari beberapa
hal sebagai berikut :
a. Hilangnya privasi. Tidak
seperti orang dewasa, remaja banyak yang cenderung mencantumkan identitas real
dalam jejaring sosial yang mengakibatkan mereka dapat rentan terhadap hilangnya
privasi dan kemungkinan abuse terhadap foto atau video yang kurang
“appropriate” yang mereka posting didalam jejaring sosialnya.
b. Cyber-Bullying.
Para remaja belum cukup matang untuk memahami dampak dari informasi yang
dimunculkan dalam jejaring sosial sehingga banyak terjadi kasus perkelahian
yang dimulai dari komentar atau status namun dianggap ejekan (bullying) melalui
jejaring sosial.
c. Stranger-Danger. Para remaja sering
masih kurang “aware” terhadap bahaya dari orang yang tak dikenal atau yang
mengenal mereka namun memalsukan identitasnya dalam jejaring sosial. Menurut
Pew Research Center, "32% dari remaja online telah dihubungi oleh
seseorang yang tidak ada hubungannya dengan mereka dan 7% dari remaja online
tersebut mengatakan mereka merasa takut atau tidak nyaman sebagai akibat dari
kontak dengan orang yang tak dikenal secara online. Di Indonesia bahkan kasus remaja yang
diculik dan kemudian diperkosa oleh orang tak dikenal melalui jejaring sosial
sudah banyak terjadi.
d. Cyber-Stalking. Kejujuran remaja dalam
jejaring sosial seperti melakukan posting tentang bagaimana rumah mereka,
dimana sekolah mereka, menyebabkan orang asing yang berniat jahat sangat mudah
untuk membuntuti dan bahkan membujuk mereka untuk bertemu muka dan akhirnya
bisa melakukan tindakan kejahatan kepada mereka.
Beberapa Interaksi remaja dengan internet juga
dapat berdampak pada perkembangan aspek emosi yang tidak adekuat. Bila internet
digunakan tanpa control yang baik, maka akan menyebabkan tingginya resiko untuk
menjadi ketergantungan (addiction). Beberapa kondisi emosi yang memungkinkan
untuk berkembang menjadi suatu addiction terhadap internet, antara lain :
a. Kecemasan, bila internet digunakan untuk
mengalihkan perhatian dari kecemasan maka justru akan beresiko individu untuk
tidak mengatasi kecemasannya dan setiap saat mengalihkannya pada komputer yang
dapat mengakibatkan kecanduan.
b. Depresi, internet dapat mengalihkan sementara
dari depresi (terutama banyak website yang memberikan informasi tentang
mengatasi depresi) namun bila digunakan tanpa kontrol justru tanpa disadari
akan makin menyebabkan isolasi dari lingkungan yang akan menambah depresi.
Selain aspek emosi yang dapat menimbulkan
kecenderungan addiction, internet dapat berdampak pada perilaku kurang sabar
pada remaja karena internet cenderung membuat segala sesuatu menjadi lebih
mudah dan instant sehingga secara emosi para remaja menjadi tidak terbiasa
untuk bersabar.
3. Dampak pada perkembangan inteligensi
Beberapa ahli mengulas tentang pengaruh internet
dalam perkembangan inteligensi karena internet sudah tidak dapat dilepaskan
dari kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah ataupun di lingkungan sekolah.
Remaja saat ini mungkin menggunakan otak mereka
jauh berbeda dengan remaja di generasi sebelumnya. Temuan bisa berarti bahwa
teknik pengajaran saat ini dan metode pengujian belum tentu efektif dalam
mengestimasi kecerdasan mereka.
Patricia
Greenfield menelaah lebih dari 50 studi tentang dampak internet terhadap
remaja. Dia menemukan bahwa media seperti internet dapat membatasi beberapa
aspek keterampilan mental mereka, tetapi juga membantu meningkatkan mereka
dengan cara lain.
Dampak negatif dalam inteligensi dibuktikan oleh
Lady Susan Greenfield, ahli syaraf dan profesor farmakologi sinaptik pada
Lincoln College, Oxford, dan direktur Royal Institution. Beliau berpendapat
bahwa remaja yang menggunakan internet secara berlebihan akan memiliki
kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam rentang perhatian, kebutuhan
melakukan stimulasi secara segera (tidak sabar) , dan "rasa kebingungan
dalam identitas." Selain itu internet juga berdampak pada penalaran kritis
karena hampir semua informasi telah tersedia sehingga para remaja menjadi
kurang terampil dan cenderung untuk berkosentrasi hanya pada satu hal untuk
jangka waktu yang lama dan menyulitkan remaja untuk memecahkan masalah yang
membutuhkan waktu pendek dan kompleks.
4. Dampak pada perkembangan moral
Dampak dalam perkembangan moral terutama terjadi
karena pemaparan pada situs-situs yang banyak mengandung unsur pornografi dan
kekerasan. Banyak kasus di Indonesia tentang kekerasan dan kejahatan seksual
pada remaja yang baik pelaku maupun korbannya adalah remaja akibat eksposure
terhadap situs-situs internet yang tidak dikontrol oleh orangtua maupun orang
dewasa lain yang bertanggungjawab terhadap perkembangan remaja di Indonesia.
Dampak negatif dalam perkembangan moral juga
dapat terjadi karena adanya kesempatan untuk mengunduh isi situs tanpa ijin.
Banyak orangtua yang mengajarkan anak-anaknya untuk tidak mencuri bahkan
mungkin memberikan hukuman bila anaknya melakukan tindak pencurian. Namun bila
hal tersebut dilakukan dengan perangkat internet (contohnya mengunduh secara
illegal baik lagu atau film dengan berbagai cara), maka punishment dari
orangtua sering tidak diterapkan.
Secara umum efek internet terhadap perkembangan
moral diulas oleh Susan Willard dari University of Oregon melalui 4 faktor
utama yang muncul dalam interaksi remaja dengan internet, yakni :
a. Lack of Affective Feedback and Remoteness
from Harm. Dalam dunia nyata, suatu
perilaku memiliki konsekuensi yang akan dirasakan langsung. Misalkan pada saat
seorang remaja bertemu remaja lain dan melontarkan komentar “kamu jelek”; maka
remaja yang mengejek akan langsung menerima konsekuensi mulai dari jawaban
“tidak aku tidak jelek” sampai dengan perlawanan fisik bila remaja yang
diejeknya merasa tersinggung. Melalui internet, perilaku negatif seperti diatas
tidak akan secara langsung dirasakan dampaknya. Kondisi ini
dapat menyebabkan remaja mengembangkan perilaku moral yang tidak adekuat karena
konsekuensi dari perilakunya sering tidak dirasakan secara langsung.
b. Reduced Fear of Risk of
Detection and Punishment.
Interaksi melalui internet dapat dilakukan secara anonim atau dengan memalsukan
identitas. Hal ini menyebabkan individu dapat menghindar dari hukuman atau
tanggungjawab atas suatu perilaku yang dilakukannya.
c. New Environment Means
New Rules. Dunia maya melalui
internet tampak seperti sebuah lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan
nyata disekitar remaja. Oleh karena itu remaja sering beranggapan bahwa di
dunia maya mereka boleh menerapkan aturan baru yang berbeda dengan aturan di
dunia nyata yang sering bertentangan dengan dunia nyata seperti saling mengejek
dan terkadang membuat lelucon yang tanpa disadari bisa menjadi suatu penghinaan
terhadap remaja yang lain.
d. Perceptions of Social Injustice and
Corruption. Adanya internet menyebabkan individu yang merasa
ketidakadilan merasa berhak untuk memberikan perlawanan melalui internet. Mulai
dari perilaku menentang dengan mengemukakan pendapat, hacking sampai dengan
membongkar secara umum hal-hal yang dianggap rahasia namun potensial
menimbulkan ketidakadilan seperti kasus Wikileaks yang marak akhir-akhir ini.
Oleh karena itu individu berpotensi untuk melakukan perlawanan yang dalam dunia
nyata membutuhkan suatu aturan-aturan untuk mengemukakan ketidaksetujuannya.
C. PENGARUH POSITIF INTERNET PADA PERKEMBANGAN
REMAJA
Disamping berbagai dampak negatif dari internet
terhadap perkembangan remaja, ada pula dampak-dampak positif dari internet.
Secara umum internet mendorong tumbuhnya “rasa mampu” dan membantu remaja
sebagai “alat” untuk memecahkan masalah (problem solving). Selain itu internet
juga sangat membantu remaja untuk mendapatkan informasi yang luas. Permainan dengan
menggunakan internet berupa perangkat games juga memberikan kesempatan pada
remaja untuk mengenal prinsip dasar dalam teamwork dan berbagi serta melatih eye-hand
coordination. Namun secara mendetil dapat dijabarkan melalui pengaruhnya
terhadap berbagai aspek perkembangan sebagai berikut :
1. Dampak pada perkembangan fisik.
Salah satu dampak bila internet digunakan dengan
tepat adalah adanya kemungkinan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa dibatasi
oleh waktu dan dapat dilakukan di rumah. Seperti game yang menggunakan dancing
pad, dapat dilakukan setiap saat diwaktu yang senggang.
Selain itu informasi tentang kesehatan juga
memberikan dukungan terhadap gaya hidup yang sehat dan pencegahan terhadap
penyakit. Namun manfaat ini tidak langsung bisa didapatkan oleh remaja karena
keterbatasan mereka dalam memahami dan menginterpretasikan informasi kesehatan
yang didapatkannya. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pendampingan dari orang
dewasa atau orangtua agar remaja bisa menginterpretasikan informasi yang benar
tentang masalah kesehatan yang dapat mendukung perkembangan fisiknya.
2. Dampak pada perkembangan sosial dan emosi
Banyak remaja mengembangkan sense of power
and accomplishment bila mereka mampu menggunakan internet. Bila orang
dewasa cenderung melakukan interaksi yang pertamakali dengan internet karena
alasan pekerjaan, maka umumnya remaja memulainya karena alasan bermain. Namun
dari bermain dapat pula dikembangkan kemampuan kreatif, interaksi yang baik
dengan teman yang lain, mengembangkan kemampuan komunikasi, bahkan memperkaya
kemampuan berbahasa karena besarnya kemungkinan untuk melakukan kontak dengan
remaja dari belahan bumi yang berbeda.
Perkembangan sosial dan emosi yang mungkin
didukung oleh adanya jejaring sosial melalui internet adalah :
a. Relationship
building & Cultural Awareness. Situs jejaring sosial jaringan
memungkinkan remaja untuk bertemu teman baru dari Negara lain , membantu mereka
menjadi lebih duniawi dan peka terhadap perbedaan budaya. Para remaja juga
dapat tetap berhubungan atau membina hubungan kembali dengan teman-teman masa
lalu mereka yang mungkin sudah tinggal jauh dari lingkungan mereka.
b. Identity. Para
remaja dapat berbagi minat dengan remaja lain, bergabung dengan kelompok,
mengembangkan rasa independent, dan bisa terlibat dalam ekspresi diri yang
positif dengan mempersonalisasi halaman profil dan berpartisipasi dalam diskusi
tentang topik-topik yang menarik perhatian mereka. Hal-hal tersebut sangat
dibutuhkan dalam membangun “sense of identity” dalam diri mereka.
c. Self-Esteem. Berkaitan dengan
pembentukan identitas di atas, jaringan sosial dapat membantu membangun harga
diri dan meningkatkan kepercayaan diri.
d. Battling Depression. Adanya
dukungan sosial dapat sangat membantu untuk mengatasi depresi terutama pada
para remaja. Tamaryn Stevens seorang remaja 17 tahun didiagnosis dengan
penyakit ginjal ketika dia berumur 10 tahun dan kemudian menjalani operasi
transplantasi. Tamaryn menggunakan jaringan sosial bernama LiveWIRE setiap hari
untuk chatting dengan teman online, memposting pemikiran dan bahkan meng-upload
puisi ungkapan hatinya. Dia mengatakan LiveWIRE "sangat bermanfaat ...
Apalagi bila dalam situasi sosial yang nyata seperti sekolah anda merasa sangat
tidak berharga pada hari itu. Anda pulang dan Anda pergi ke LiveWIRE dan ada
orang untuk diajak bicara dan itu membuat hari Anda yang jauh lebih baik.
3. Dampak pada perkembangan inteligensi
Greenfield yang telah menelaah lebih dari 50
penelitian tentang penggunaan internet dalam perkembangan inteligensi remaja,
menunjukkan adanya peningkatan dalam visual reasoning. Hal tersebut meliputi
bagaimana individu mengindera secara visual dan memprosesnya hingga mencapai
suatu kesimpulan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu
yang mendapatkan pelatihan berupa simulasi melalui komputer akan menunjukkan
performa yang lebih baik dalam prakteknya di dunia nyata dibandingkan individu
yang tidak melakukan simulasi.
Remaja zaman sekarang juga lebih baik dalam
melakukan multitasking dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini tampaknya
berkaitan dengan meningkatkan informasi visual yang harus diprosesnya pada saat
bersamaan seperti saat mereka berinteraksi dengan internet.
4. Dampak pada perkembangan moral
Beberapa aksi kemanusiaan dalam menghadapi peristiwa-peristiwa
besar seperti bencana alam dapat diakses langsung oleh masyarakat luas,
termasuk juga remaja pengguna internet. Aksi tersebut sering memicu tumbuhnya
solidaritas untuk merasakan bahkan membantu individu lain yang sedang tertimpa
musibah. Hal tersebut dapat mendorong perkembangan moral yang adekuat.
D. KESIMPULAN
Dapat
disimpulkan bahwa efek positif dan negatif yang seolah kontradiktif membuktikan
bahwa dampak dari internet sangat tergantung dari penggunanya. Oleh karena itu
kunci untuk menyeimbangkan efek positif dan negatif dari internet terhadap
remaja adalah justru komunikasi yang efektif antara orangtua dan remaja serta
adanya bimbingan yang tepat. Sebuah skenario win-win solution, jika orang tua
mengizinkan remaja untuk memaksimalkan manfaat internet sambil meminimalkan
sisi negatif dari internet. Para remaja berhak mendapatkan yang terbaik dari
apa yang ditawarkan oleh internet, namun orangtua harus strategis dalam
membimbing remaja untuk menggunakan internet dalam meningkatkan pengalaman
belajar dan menghasilkan efek yang positif.
Internet ada untuk membantu kehidupan manusia.
Oleh karena itu semua pihak, sebagai pemerintah, masyarakat, dan media perlu
ikut bertanggung jawab menghadapi tantangan kemudahan hidup yang ditawarkan
internet di masa depan. Karena hal tersebut akan berpengaruh dalam pembentukan
generasi unggul di masa yang akan datang. Justru
komunikasi yang efektif antara orangtua dan remaja serta adanya bimbingan yang
tepat. Sebuah skenario win-win solution, jika orang tua mengizinkan remaja
untuk memaksimalkan manfaat internet sambil meminimalkan sisi negatif dari
internet. Para remaja berhak mendapatkan yang terbaik dari apa yang ditawarkan
oleh internet, namun orangtua harus strategis dalam membimbing remaja untuk
menggunakan internet dalam meningkatkan pengalaman belajar dan menghasilkan
efek yang positif.
Internet ada untuk membantu kehidupan manusia.
Oleh karena itu semua pihak, sebagai pemerintah, masyarakat, dan media perlu
ikut bertanggung jawab menghadapi tantangan kemudahan hidup yang ditawarkan
internet di masa depan. Karena hal tersebut akan berpengaruh dalam pembentukan
generasi unggul di masa yang akan datang.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar